KORAN GALA - Pengamat dan pakar transportasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Sony Sulaksono Wibowo tidak setuju bila angkutan kota (angkot) dihilangkan dari peredaran. Menurutnya angkot tetap dibutuhkan meski hanya berperan sebagai feeder atau pengumpan.
Seperti diketahui tahun 2024 Pemkot Bandung akan mengonversi angkutan kota menjadi mikrobus untuk mewujudkan transformasi transportasi yang lebih nyaman dan aman
"Ada beberapa statement dari pemerintah kota (Bandung) yang mengatakan angkot akan dihapus, bahkan di media pagi ini saya baca akan dihilangkan dari Kota Bandung. Nah kalau saya melihatnya itu tidak tepat karena yang menjadi masalah di Kota Bandung itu adalah jaringan angkutan umumnya belum merata ke seluruh pelosok kota," kata Sony saat dihubungi Koran Gala, Senin (18/9/2023).
Baca Juga: Rempang di Sembulang Bikin NKRI Terguncang
Alasan lain mengapa angkot perlu dipertahankan karena angkot lebih fleksibel dibandingkan bus sehingga masyarakat bisa dengan mudah memperoleh layanan transportasi, khususnya di wilayah tempat tinggalnya masing-masing.
"Karena jalan kita tidak mungkin mengakomodasi bus-bus yang relatif besar, angkot itu kan lebih fleksibel. Jadi kalau misalnya mengatakan angkot dihilangkan sepenuhnya itu kurang tepat," katanya.
"Dan dari dulu memang saya tidak setuju kalau angkot dihilangkan sepenuhnya. Tetap harus ada kendaraan-kendaraan yang melayani ke pelosok," tegas Sony.
Wacana konversi angkot menjadi mikrobus kata Sony sebenarnya sudah dikaji sejak 2022 dengan bantuan dari Kedutaan Besar (Kedubes) Inggris di Indonesia. Bukan hanya untuk Kota Bandung, melainkan juga untuk Kota Surabaya.
Baca Juga: Kroket Talas Tak Hanya Enak dan Mengenyangkan Tapi Juga Sehat
"Waktu itu mereka (Kedubes Inggris) punya program future city istilahnya untuk beberapa kota, yang diambil Surabaya dan Bandung. Kalau di Surabaya itu tentang penataan kota, kalau Bandung topiknya transportasi. Nah salah satu hasil kajiannya adalah pemberdayaan angkot dengan melakukan konversi. Konversi itu nanti akan ada subsidi dari pemerintah terhadap pelaku angkot," ungkapnya.
Tapi, kata Sony, di tahun 2022 DPRD Kota Bandung belum menyetujui konsep pemberian subsidi untuk para pelaku angkot dan baru disetujui tahun 2024 dengan nilai anggaran Rp 50 miliar untuk enam koridor jalur.
"Baru untuk APBD 2024 disetujui kalau tidak salah sekitar Rp 50 miliar untuk enam koridor uji coba dengan subsidi. Jadi nanti angkotnya akan dikonversi, empat angkot jadi satu mikrobus. Kemudian nanti pengemudinya disubsidi berdasarkan jarak, modelnya seperti Trans Jakarta," ungkapnya.
Meski demikian, Sony tetap berharap angkutan kota di Kota Bandung jangan sampai dihilangkan seperti di DKI Jakarta di mana angkot masih dibutuhkan untuk menjangkau pelosok-pelosok pinggiran kota.
Baca Juga: Resep Donat Talas, Teksturnya Lembut Aman untuk Jajanan Anak-anak
Artikel Terkait
Buntut Insiden Sopir Angkot Ugal-ugalan, Dishub KBB Akan Gelar Tes Urine
Angkot Ugal-ugalan Penabrak 4 Sepeda Motor di Batujajar Dikemudikan Sopir Tembak
Laka Lantas Angkot di Wilayah Cililin Akibat Sopir Mabuk, Cegah Kejadian Terulang Dishub KBB Gelar Tes Urine
Organda KBB Dorong Penertiban Stiker Bacaleg di Angkot
Terbentur Batas Usia Kendaraan, 60 Persen Angkot di KBB Bodong