KORAN GALA - Tahun baru ternyata diwarnai perjalanan umat manusia dalam rentang milenia sebelum akhirnya menyepakati penanda waktu berupa sistem penanggalan Gregorian atau kalender Masehi.
Namun selain kalender Masehi yang terdiri dari 12 bulan mulai Januari hingga Desember, sistem penanggalan lain yang juga populer adalah kalender Hijriah bagi warga muslim, dan kalender China dengan Imlek-nya.
Masing-masing kalender memiliki nama bulan dengan jumlah hari yang tak seragam karena pendekatan perhitungan waktu yang tentunya juga tak sama. Tidak itu saja, kalender Masehi sendiri memiliki catatan sejarah yang panjang.
Baca Juga: Dampak Jika Nitrogen Cair Tertelan, Bisa Membahayakan Kesehatan
Sebelum sampai pada penggunaan kalender Masehi, penanggalan di masa lampau bermula dari kalender Mesopotamia yang bisa dianggap sebagai penanggalan internasional awal yang digunakan umat manusia.
Kalender Mesopotamia yang ditempati peradaban maju seperti Sumeria dan Babilonia sudah ada sejak 3000 SM atau lebih dari lima ribu tahun lalu.
Peradaban Sumeria dan Babilonia menghitung perubahan waktu berdasarkan pergerakan Bulan dan Matahari (lunisolar).
Setelah era keemasan Sumeria dan Babilonia, sistem penanggalan Persia (Zoroaster) dan Ibrani (Bangsa Yahudi) mulai dikenal. Namun keduanya digunakan terbatas.
Baca Juga: Tahun Baru Masehi Awalnya Bulan Maret, Kok Bisa? Begini Asal Usulnya!
Memasuki era peradaban Romawi yang menguasai Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan sebagian Asia selama berabad-abad, kalender Romulus sekitar 700 SM mulai dikenal luas.
Saat itu, tahun dimulai pada Maret dan hanya ada 10 bulan sebagai penanda waktu. Baru pada pemerintahan Pompilus (600 SM), dua bulan tambahan dimasukkan ke dalam kalender resmi mereka, yakni Januari dan Februari.
Kalender Pompilus ini disempurnakan pada 45 SM oleh Julius Caesar yang memberlakukan penanggalan baru Romawi yakni kalender Julius atau Julian.
Kalender Julian dibuat oleh astronom dan ahli matematika dari Aleksandria, Sosigenes berdasarkan sistem edar Matahari dan perputaran musim.
Digunakan berabad-abad, kalender Julian bertransformasi menjadi kalender dan penanggalan Gregorian.
Artikel Terkait
Usai Tahun Baru, Ratusan ASN Pemkab Bandung Barat Menjalani Tes Urine
Personel Koharmatau Ikuti Apel Luar Biasa Tahun Baru 2023
Usai Libur Natal dan Tahun Baru, 59.262 Kendaraan Kembali ke Wilayah DKI Jakarta
Tahun Baru Diet Baru, Ini Rahasia Konsisten Jalani Pola Makan Sehat
Daftar Film Box Office China Tahun Baru Imlek
Tahun Baru Masehi Awalnya Bulan Maret, Kok Bisa? Begini Asal Usulnya!