KORAN GALA - RIUH rendah suara gamelan tersaji di Gedung Pengembangan Pusat Kebudayaan (PPK) dulu YPK, Jalan Naripan Bandung. Dalam kesehariannya, gedung PPK ini sangat sepi dari pertunjukan kesenian. Kalau pun ada, hanya beberapa seniman yang melakukan aktivitas berlatih.
Namun pada Kamis, 25 Mei 2023, Gedung PPK nampak penuh dengan puluhan penari yang mengenakan kebaya dan kain samping beraneka warna. Pun dengan wajah para penari telah dihiasi make up yang lumayan mencolok.
Puluhan penari ini rupanya tengah mengikuti ujian akhir semester yang digelar jurusan tari Institut Seni Budaya (ISBI) Bandung. Tidak kurang dari 76 mahasiswa S1 dan D4 jurusan tari menampilkan gerakan tari terbaiknya untuk meraih nilai setinggi-tingginya dalam ujian dihadapan tiga dosen tari ISBI.
Puluhan mahasiswa ini diwajibkan membawakan tari Gaplek, sebuah tarian pergaulan khas Jawa Barat. Tarian ini sudah diajarkan Mas Nanu Munajar, S.Sen., M.Hum, Eti Mulyati, S,Sen., M.Si dan Nur Fitriyani, M.Sn sejak awal Februari lalu dengan 16 kali pertemuan.
Baca Juga: Diguncang Gempa, Pegawai dan Warga Berhamburan Keluar dari Gedung DPRD Kota Cimahi
"Hari ini, kami diuji ujian akhir semester untuk menampilkan tari Gaplek yang telah kami pelajari," ujar dua peserta ujian Evita dan Agista.
Namun menurut keduanya, pada ujian kali ini diiringi dengan musik live. "Sementara selama latihan kami diiringi musik dari kaset atau cd. Tentu ada bedanya, kalau musik live lebih berasa ketukannya dan menambah semangat," ujar Evita.
Hal yang sama dirasakan mahasiswa S1 jurusan tari, Selfiani RamadhIta dan Keny Kaniawati. Keduanya mengaku lebih semangat menarikan tari Gaplek agar kelihatan lebih sempurna.
"Kebetulan saya lulusan SMKI dan sering latihan disanggar, sehingga saat ujian akhir tari Gaplek lebih enjoy dan lebih mirasa, miraga dan wirahma (menjiwai)," katanya.
Sedangkan tari Gaplek sendiri merupakan tarian pergaulan (rakyat), yang menceritakan seorang nyi ronggeng (penari) mencoba menarik perhatian lawan jenis dengan geraka-gerakan erotis sederhana dan sedikit genit. "Tujuannya hanya hiburan saja," tandas Selfi dan Keny.
Baca Juga: Kamis Malam Ini, Korban TPPO Tiba di Jakarta
Tari Gaplek merupakan sebuah tarian yang biasa di pertunjukkan ketika pasca panen tiba. Tarian ini berkembang di daerah Klari, Kabupaten Karawang.
Istilah Gaplek diambil dari laras lagu yang digunakan dalam iringan pertunjukan Ketuk Tilu gaya Kaleran ( Karawang ) atau pada tari Bajidoran, pada setiap sajian lagu tersebut selalu ada yang mengisinya dengan tarian atau dalam istilah Bahasa sunda diibingan.
Tari Gaplek biasa disajikan dalam bentuk tari tunggal, dengan maksud menonjolkan keterampilan menari secara perorangan. Penokohannya adalah wanita yang lazim disebut Ronggeng yang sedang menghibur dalam ungkapan keakraban, kebersamaan, kehangatan, penuh keceriaan. Dengan karakter lincah, penuh tenaga, ceria dan genit.

Artikel Terkait
Usai Tari Sakral Bedhaya Anglir Mendhung, Langit di Mangkungaran pun Mendung
Bandoengmooi Bersama ISBI Bandung Gelar Pertunjukan Longser 'Nyai Mastiti'
Kesedihan Ditinggal Sang Kekasih tak Halangi Tari Kalahkan Pasangan Andalan Denmark
Tari Topeng Tampil Bareng Slankers Cirebon Berkat Srikandi Ganjar
KAA 1955 di Bandung, Band Togaso Iringi Delegasi Tari Lenso
Peringatan Hari Tari Sedunia 2023, Ratusan Penari Akan Ramaikan Jogja Joged 2023 di Kulon Progo