KORAN GALA - Menjadi tokoh publik yang populer bukan perkara gampang. Selain butuh komunikasi publik yang efektif dan berkelanjutan, ia pun butuh waktu panjang, meraihnya.
Di dalam proses panjang itu, ada banyak tantangan yang harus dihadapi. Misalnya, disalahpahami orang, difitnah dan tidak disukai orang.
Karena itu, menjadi orang populer butuh kehati-hatian, kesabaran dan konsistensi di bidangnya, selain mengasah multitalen dalam potensi diri.
Demikian dikemukakan Seniman kesohor Budi Dalton dalam stadium generale di depan ratusan mahasiswa Stikom Bandung di Kampus Baru Jl Ibrahim Adie 57 Bandung, Jumat 20 Januari 2023.
Baca Juga: Begini Jurus Jitu Srikandi Ganjar Bersama PIK-R Tekan Angka Pernikahan Dini di Kabupaten Cianjur
Ceramah umum yang dimoderatori tokoh pers, M Ridlo Eisy, mampu membius minat para mahasiswa, mengenal lebih jauh sosok Budi Dalton. Acara ini juga dihadiri Ketua Stikom Bandung Dr. Dedy Djamaluddin Malik.
Budi mengakui merasa dibesarkan oleh seniman legendaris Harry Rusli. Mulai ia sebagai penabuh drum hingga belajar memerankan seorang aktor hingga akhirnya mampu menjadi aktor yang membintangi banyak film.
Ia juga sempat berkelana ke banyak negeri Asia. Bekal yang seadanya membuatnya tidur di mesjid, vihara atau gereja.
Tapi justru banyak membawa hikmah pada dirinya untuk bersikap toleran dan terbuka terhadap budaya dan nilai apa pun sepanjang membuka jalan kebenaran.
Baca Juga: Halimah Salah Satu Korban Wowon, Ternyata Warga Cililin Kabupaten Bandung Barat
"Sepulang mesantren dari banyak negara Asia, tiba-tiba banyak bilboard yang mengusung saya menjadi Wakil Wali Kota Bandung bersama Kang Emil. Saya kaget bukan main. Karena saya tak pernah menyalonkan diri," katanya.
Dalton mengatakan, itu merupakan inisiatif teman-teman untuk membuka kebekuan politik di kota Bandung pada sekitar 2013. Namun karena dukungan bukan dari partai, melainkan calon dari perwakilan independen, hasilnya ya tidak maksimal.
"Cara kampanye saya kala itu banyak berbeda dengan yang lain. Misalnya, di gang-jalan saya pasang spanduk yang berisi jangan ngebut. Pesan kampanye saya, bersifat pelayanan sosial," tuturnya.
"Ini mungkin yang menarik anak-anak muda. Tapi terus terang, politik bukan fashion saya. Pekerjaan utama saya hingga sekarang adalah dosen," imbuhnya.
Baca Juga: Kata Dokter, Jangan Berikan Herbal atau Jamu kepada Bayi
Menurutnya, popularitas seorang tokoh sangat bergantung pada pesan-pesan kontroversialnya. Gus Dur misalnya sering membuat pesan-pesan kontroversial.
Kemampuan komunikasi Budi Dalton lewat bertutur Sunda yang tidak kaku membuat anak-anak muda dan sebagian orang asing tertarik dengan acara Budi bersama Sule dan Doel Sumbang.
Acara itu mampu menarik minat para netizen. Ia sadar betul dengan media digital tapi menurutnya, kedalaman dan akurasi berita, media arus utama (mainstream) tak bisa dinapikan, terutama untuk check and rechek sebuah peristiwa.
Ceramah Budi Dalton mendapat banyak tanggapan mahasiswa yang dengan antusias dijawab tuntas dan cerdas oleh Budi Dalton.***
Artikel Terkait
Mendikbudriste Nadiem Makarim Dorong Pencegahan dan Penanganan Tiga Dosa Besar
Mahasiswa Unpas Jadi Relawan Becana Hingga Spesialis Cari Korban: Ini Demi Kemanusian Bukan Penghargaan
Dana BOS Madrasah Swasta Tahun 2023 Segera Cair
Tingkatkan Literasi Perpustakaan Unpas Gelar Pemilihan Duta Baca, Ini Dia Pemenangnya
Degradasi Moral Melalui Maraknya Dispensasi Nikah