• Sabtu, 23 September 2023

Bubur Hanjeli Jadi Kurikulum Pendidikan Gizi Yayasan Odesa Indonesia

- Minggu, 2 April 2023 | 20:09 WIB
Yayasan Odesa Indonesia menggiatkan edukasi pangan bergizi dari sumber tanaman lokal. Salah satunya biji hanjeli.  (ist)
Yayasan Odesa Indonesia menggiatkan edukasi pangan bergizi dari sumber tanaman lokal. Salah satunya biji hanjeli. (ist)

 
KORAN GALA - Edukasi pangan bergizi dari sumber tanaman lokal terus digalakkan Yayasan Odesa Indonesia.

Pada Ramadhan para relawan literasi  setiap sabtu-minggu menjelang buka puasa punya kreativitas dengan berbagi pengetahuan sekaligus makanan dari biji Hanjeli (Coix Lacryma Jobi).

Salah seorang relawan Odesa, Syifa Ranjeeta mengatakan, kegiatan berbagi makanan kolak dan bubur hanjeli ini dilakukan setiap kali mengajar selama 8 sesi di 12 kampung yang berbeda di Desa Cikadut, Desa Mekarmanik dan Desa Sindanglaya, Kabupaten Bandung.

“Seusai mengajar anak-anak kami menyisipkan materi manfaat hanjeli untuk sumber gizi dan perbaikan ekologi. Makanan kami olah dalam bentuk bubur atau kolak. Edukasi ini bertujuan supaya masyarakat mengenal potensi pangan dan potensi ekonomi dari lokal,” kata Syifa kepada Koran Gala, Minggu, 4 April 2023.

Baca Juga: Perguruan Tinggi Harus Upgrade Akreditasi Institusi, Ledia Hanifa: Mahasiswa Harus Kembangkan Potensi Diri

Sejak tahun 2016 , Yayasan odesa Indonesia bergiat aktif dalam bidang ekologi di Kawasan Bandung Utara, tepatnya di kecamatan Cimenyan.

Selain menggerakkan petani menanam kelor dan buah-buahan, juga menggerakkan  petani menanam Hanjeli. Menurut pembina Odesa Indonesia, Basuki Suhardiman, hanjeli menjadi bagian penting untuk kehidupan bermasyarakat.

“Sumber pangan kita mesti diperbanyak. Salahsatunya adalah hanjeli. Kita menggerakkan petani menanam di sela-sela tanaman pertanian yang lain," katanya.

"Dalam waktu lima atau enam bulan, hanjeli bisa dipanen dan dari situ diolah untuk disebarkan lagi kepada masyarakat,” imbuhnya.

Baca Juga: Spesifikasi Vivo Y11 Teranyar Dibekali Helio P35 SoC dan Baterai 5.000 mAh

Menurut Basuki, pendidikan makanan harus dijalankan di desa-desa dengan pendekatan yang praktis sekaligus visioner. Praktis artinya konkret dengan menanam dan mengolah pasca panen.

Sedangkan visioner maksudnya dihubungkan dengan cara pandang tertentu.

“Urusan pangan bukan sekadar makanan untuk tujuan sensasi lidah. Makanan  itu urusannya berkait dengan masalah hidup manusia dan alam. Ada urusan gizi yang masih problem di masyarakat kita sehingga hanjeli, termasuk kelor harus ditanam," jelas Basuki.

Baca Juga: Pj. Wali Kota Cimahi Ingatkan Tak Ada Bukber bagi Pejabat dan ASN

"Ada pula masalah konservasi yang membutuhkan kehadiran tanaman penghasil gizi tetapi sekaligus bisa menjadi bagian dari perbaikan lingkungan pertanian,” tambahnya.***

Editor: Brilliant Awal

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X