NHI Jalankan Arahan Menparekraf

KORAN GALA - Politeknik Pariwisata (Poltekpar) NHI Bandung menggelar acara puncak dies natalis ke-61 di Kampus Poltekpar NHI, Jalan Setiabudi Bandung, Selasa (24/3).

Menurut Ketua Poltekpar NHI Bandung, Andar Danova L Goeltom, dalam dies natalis ke-61 pihaknya akan menjalankan 5 arah­an Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Men­par­ekraf), Sandiaga Salahuddin Uno.

“Pertama, menjadi Pol­tekpar yang unggul. Sebagaimana ketahui kami se­karang menduduki posisi ranking 1 di overall Sinta (Science and Technology Index) Kemendikbud Ristek dari 88 poltekpar yang ada di Indonesia,” ungkap Andar.

Baca Juga: Perajin Kain Tenun Terpuruk, Mesin Produksi Dibiarkan Berkarat dan Jadi Rongsokan

Kedua, katanya inovasi kurikulum berbasis kewi­rausahaan. Ketiga, keterhubungan dan keterkaitan Poltekpar dengan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja.

Keempat, Poltekpar harus menjadi center of Culinary of tourism. Kelima, pendirian S2 terapan yang kemarin juga sudah keluar izin yakni magister perencanaan dan pengembangan pariwisata dan etika terapan yang sedang berproses.

“Semoga nanti bisa se­gera bisa keluar juga izin untuk S3 terapannya. kelima arahan ini akan kita lak­sanakan dengan sebaik-baiknya,” jelas Andar.

Baca Juga: Sumedang Maju Berkat Partisipasi Seluruh Masyarakat

Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan SDM Parekraf Kemenpar­ekraf, Faisal, MM.Par, CHE., mengimbau seluruh civitas akademika Poltekpar NHI Bandung untuk bisa mengakselerasi tan­tangan dan arahan pim­pinan yang harus dibumikan.

“Saya kira kalau bicara tentang tantangan kita Politeknik ini bagaimana me­nyelaraskan soal revitali­sasi pendidikan vokasi. Yang kedua kita terus mendorong kebijakan kampus merdeka,” ungkap Faisal.

Selain itu, katanya Poltekpar juga terus mendorong program internasional untuk bisa mendo­rong lembaganya menjawab tantangan global.

Baca Juga: Bawaslu Jabar Buka Seleksi Calon Anggota Mulai 24 Maret

Terkait soal lulusan, menurut Faisal, sesuai de­ngan arahan menparekraf jurusan di Poltekpar itu 70% lulusannya bekerja dan 30% buka usaha.

“Jadi, jangan sampai ada lulusan kita sulit mencari pekerjaan. Oleh karena itu, kita melakukan penguatan dari sisi revitalisasi vokasi­nya, fisiknya, dan juga pe­ngembangan SDM-nya,” ujar Faisal.