KORAN GALA - Prodi Ekonomi Pembangunan Unisba telah melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) International pada hari Kamis, 9 Maret 2023 dengan tema “Education Product Differentiation Strategy For Sustainable Development Goals on Waqf Organization (Comparative Model Among Muslim Countries)”.
PKM ini merupakan PKM Internasional Kerjasama antara Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unisba dengan Universitas Saina Islam Malaysia (USIM) serta Yayasan Waqf Malaysia (YWM) yang telah berlangsung selama empat tahun.
Tujuan dari kegiatan ini adalah merumuskan strategi diferensiasi produk waqaf dalam upaya mencapai SDG’s yang telah digagas oleh PBB. Dalam kegiatan ini hadir narasumber dari empat negara mitra Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unisba serta narasumber dari Indonesia.
Yaitu Prof. Dr. Amir Shaharuddin selaku Guru Besar Senior dan Direktur Administrasi Akademik Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) serta Ex Komisaris Yayasan Waqaf Malaysia, Prof Dr. Mohsin Shaikh dari World Peace University, Pune India, Dosen senior Assoc. Prof. Hakimah Binti Yacob dari Universiti Islam Sultan Sharif Ali Brunei Darussalam.
Selain itu, Dr. Hassian Ali selaku Assist Director of Research Institution Hammad Khalifa Qatar, Dosen pada Minhaj University, Lahore Pakistan, OJK selaku regulator bidang keuangan (OJK).
Serta praktisi perbankan syariah BSI yaitu Dewi Intan, Kadiv Waqaf BSI Bapak Sunarto, Direktur waqaf Sinergi Fondation Bapak Asep Irawan, Islamic Finance Reseacher Qaisar Ali Ph.D, Moza Audian mahasiswa Magister Akuntasi (Maksi) Unisba dan Dr. Ima Amaliah,SE.,MSi selaku ketua PKM Kerjasama Internasional.
"Dalam kegiatan PKM ini dimoderatori oleh Dr. Tasya Aspiranti,SE.,MSI yang merangkap jabatan sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ekonomi Unisba," ungkap Ima dalam keterangan medianya, Selasa !4 Maret 2023.
Baca Juga: Penting, Kenali Pertanda Alam yang Sudah Dilupakan Ini
Dikatakan, dari pemaparan para narasumber, dapat disimpulkan distribusi waqaf baik di negara Malaysia, Brunei, Pakistan dan Indonesia sudah menyentuh point-point dari artikel SDG’s yaitu penurunan kemiskinan, penurunan kelaparan, peningkatan kualitas Pendidikan dan kesehatan, produktivitas dan kesempatan kerja.
"Meskipun belum seluruh artikel dari SDG’s terpenuhi. Di Indonesia, sebagaimana dijelaskan oleh Direktur Sinergi Fondation, diversifikasi produk waqaf dalam mencapai SDG’s sudah sampai level dekarbonisasi energi berupa pemasangan solar system di masjid Istiqlal Jakarta, air bersih dan sanitasi, rumah sakit bersalin sampai pemakaman." jelasnya.
Lebih lanjut praktisi BSI mengungkapkan diversifikasi waqaf yang telah dilakukannya meliputi waqaf desa produktif di Provinsi Lapung Tengah, waqaf peternakan di Purbalingga Jawa Tengah dan waqaf produktif umkm di Bandung. OJK sebagai regulator di bidang keuangan mengaku telah memiliki program keuangan berkelanjutan.
Baca Juga: Sandiaga Uno Beri 5 Arahan untuk Poltekpar NHI Bandung, Nomor 3 Soal Keterkaitan dengan Iduka
Salah satu yang dilakukan oleh OJK dengan membangun Bank Waqaf Mikro (BWM) yang tersebar di banyak provinsi di Indonesia. Aktivitas BWM sendiri adalah memberdayakan pelaku usaha mikro yang ada di sekitar pesantren.
"Aktivitas pemberdayaan waqaf yang dilakukan oleh Malaysia tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan Indonesia yaitu meliputi bidang ekonomi, Pendidikan, Kesehatan. Namun pengelolaan waqaf di Malaysia sepenuhnya berada di bawah kendali pemerintah Malaysia," kata Ima.
Artikel Terkait
BPM Unisba Gelar Sharing Session Penjaminan Mutu, Yeti: Menuju Akreditasi Unggul
Unisba Gelar Resvex ke-4, Beri Penghargaan kepada para Peneliti: Tumbuhkan Semangat dan Kinerja Dosen
FEB Unisba Gelar Stadium Generale Soal Wakaf dengan Narasumber Prof Amir dari Malaysia, Begini Pejelasannya
Bahas Diferensiasi Wakaf dengan Pakar dari Sejumlah Negara, FEB Unisba Gelar Seminar Internasional